Selasa, 15 Mei 2018

Hari Raya Pentakosta

Pentakosta

Pentakosta (dari bahasa Yunani: Πεντηκοστή [ἡμέρα], Pentēkostē [hēmera], "[hari] kelima-puluh"), atau Minggu Putih adalah hari raya Kristiani yang memperingati peristiwa dicurahkannya Roh Kudus kepada para rasul di Yerusalem, yang terjadi 50 hari setelah kebangkitan Yesus Kristus. Pada hari Pentakosta, Roh Kudus dicurahkan sesuai dengan yang dijanjikan Yesus sesudah kenaikannya ke surga. Menurut Alkitab, murid-murid Yesus berhasil mempertobatkan tiga ribu jiwa pada hari tersebut dan hal inilah yang disebut dengan lahirnya gereja mula-mula (Sumber: kitab Kisah Para Rasul pasal ke-2). Sebelumnya Pentakosta adalah hari raya besar orang Yahudi yang kemudian diadopsi oleh Gereja Baratdan Gereja Timur.

PENGERTIAN PENTAKOSTA

Hari raya Pentakosta merupakan satu dari tujuh hari raya bagi bangsa Israel yakni: Hari Raya Paskah,Hari Raya Roti Tidak Beragi, Hari Raya Buah Sulung,Hari Raya Pentakosta, Hari Raya Peniupan Nafiri, Hari Raya Pendamaian dan Hari Raya Pondok Daun. Hari Raya Pentakosta yang dalam bahasa Ibrani disebut Shavuoy arti harafiah "Minggu-minggu" adalah sebuah hari raya pengucapan syukur bagi bangsa Israel atas hasil panen gandum. Pesta itu dirayakan selama tujuh Minggu setelah hari.Paskah. Juga dikenal dengan nama Hari raya Tujuh Minggu Ulangan 16:10. Dalam tradisi bangsa Israel, Pada hari ini, orang-orang Yahudi datang dari segala penjuru dunia ke Yerusalemuntuk merayakan Shavuot atau Festifal panen raya. Pada awalnyabangsa Israel merayakan hari raya Pentakosta untuk memperingati peristiwa turunnya hukum taurat di gunung Sinai.Jadi dalam Perjanjian Lama, umat Israel menghayati hari raya Pentakosta sebagai “pencurahan” berkat-berkat Allah di dalam kehidupan mereka, dimana berkat-berkat Allah tersebut dinyatakan secara spiritual dalam bentuk firman Allah yaitu Taurat, dan berkat Allah secara jasmaniah berupa makanan yang ditumbuhkan oleh Allah melalui hasil panen. Sementara dalam bahasa Yunani istilah Pentakosta berasal dari kata “Pentakoste” yang berarti hari yang kelimapuluh (50). Hari Raya Pentakosta dulunya adalah merupakan perayaan dari agama Yahudi dan sekarang diadopsi oleh umat kristiani (Gereja Barat dan Gereja Timur) dengan merubah maknanya. Dan pada pertengahanatau akhir abad II Masehi umat kristiani mulai merayakan Pentakosta sebagai perayaan keristen. Pesta itu menjadi perayaan peringatan akan turunnya Roh Kudus atas jemaat Kristen di Yerusalem, sebagaimana yang diceritakan di Kisah Para Rasul 2, pada hari kelimapuluh sesudah Yesusbangkit dari antara orang mati (Paskah). Sebagai mana dalam Perjanjian Lama, bahwa perayaan Pentakosta dihayati sebagai pencurahan berkat-berkat Allah atas bangsa Israel, demikian juga halnya dalam Perjanjian Baru perayaan Pentakosta juga dihayati sebagai pencurahan berkat-berkat Allah atas orang percaya yakni turunnya Roh Kudus atas orang percaya di Yerusalem.

SEJARAH PENTAKOSTA

Seperti sudah jelas dari nama yang paling tua itu (Peng 23:16) maka "Pentakosta" aselinya suatu pesta panen. Menurut Ul 16:9 dirayakan tujuh pekan (lk. 50 hari) sesudah permulaan panen jelai, yaitu pada akhir panen gandum. Jadi aselinya perayaan itu adalah suatu pesta kaum tani. Dari sebab itu maka tak mungkin pesta itu sudah dirayakan waktu suku-suku Israil masih berkalana dipadang gurun sebagai suku (setengah) badui, jadi pemiara ternak (kecil). Pesta itu baru muncul setelah suku-suku itu menetap di Kanaan dan mulai bertani. Boleh jadi pesta itu diambil alih dari penduduk Kanaan (kafir) aseli yang mengajar Israil bertani.
Sesudah masa pembuangan (th. 538 seb. Mas.) bahkan dalam abad II sebelum Masehi barulah perayaan itu "dihistorisasikan", artinya dihubungkan dengan peristiwa penting dalam sejarah penyelamatan Israil. Pentakosta dihubungkan dengan perjanjian yang diikat digunung Sinai. "Jadi Pentakosta atau "perayaan pekan menjadi peringatan akan kejadian itu, sama seperti perayaan paskah dari pesta kaum pemiara ternak menjadi peringatan akan pengungsian Israil dari negeri Mesir. Dari sebab itupun perayaan Pentakosta dihubungkan dengan perayaan Paskah pula. Menurut Peng 19:1 maka Israil tiba digunung Sinai dalam bulan ketiga setelah bulan pertama (bulan Nisan, Peng 12:41) berangkat dari Mesir. Bulan ketiga itu ialah l.k. limapuluh hari. Lev 23:15-19 menempatkan Pentakosta (perayaan Pekan-pekan) tujuh pekan, jadi l.k. Limapuluh hari, sesudah Paskah. Tidak jelas bagaimana Levetika menghitung waktu itu, apakah bertolak dari hari berikutnya perayaan Paskah (16 Nisan) atau satu minggu sesudahnya. Dari sebab itu diantara orang-orang Yahudi dahulu ada perbedaan dalam perhitungan itu. Tetapi kebanyakan orang Yahudi (mazhab Parisi yang banyak berpengaruh) menempatkan Pentakosta limapuluh hari sesudah Paskah.
Rupanya bahwa perayaan Pentakosta sebagai peringatan Perjanjian digunung Sinai pada jaman Kristus belum umum dirayakan oleh orang Yahudi. Tetapi pasti dirayakan oleh beberapa kalangan. Yang paling jelas ialah jemaah yang bermukim di Qumran. Jemaat itu ada hubungannya dengan kalangan para imam, sehingga boleh diterima dikalangan itupun perayaan itu sudah mendapat corak itu. Jadi ada kalangan yang mengikatkan Pentakosta pada perjanjian di gunung Sinai dan disampaikannya Taurat Musa sebagai wahyu ilahi. Kiranya tradisi yang termuat dalam Kisah Rasul terpengaruh oleh kalangan itu. Dalam seluruh Perjanjian Baru hanya Lukaslah yang menceritakan turunnya Rohulkudus pada hari raya Pentakosta, hari yang kelimapuluh sesudah Paskah Yahudi, ketika Yesus bangkit dari alam maut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar